TARI WAYANG
Tari wayang mulai dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan Tasikmalaya.
Tari wayang mulai dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan Tasikmalaya.
Berdasarkan
segi penyajiannya tari wayang dikelompokkan menjadi 3 bagian antara lain :
- Tari Tunggal
yaitu tarian yang dibawakan oleh satu orang penari dengan membawakan satu
tokoh pewayangan. Contoh : Tari Arjuna, Gatotkaca, dll
- Tari
berpasangan, yaitu tarian yang dibawakan oleh dua orang penari atau lebih
yang keduanya saling melengkapi keutuhan tariannya, contoh : Tari Sugriwa,
Subali dll.
- Tari Massal
yang berjumlah lebih dari satu penari dengan tarian atau ungkapan yang
sama. Contoh : Tari Monggawa, Badaya.
Tari
wayang memiliki tingkatan atau jenis karakter yang berbeda misalnya karakter
tari pria dan wanita. Karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh untuk
tokoh Subadra dan Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi.
Sedangkan
karakter tari pria terdiri dari :
- Satria
Lungguh untuk tokoh Arjuna, Abimanyu, dan Arjuna Sastrabahu.
- Satria Ladak
Lungguh untuk tokoh Arayana, Nakula dan Sadewa
- Satria Ladak
Dengah/Kasar untuk tokoh Jayanegara, Jakasono, Diputi Karna dan sebagainya
- Monggawa
Dengah/Kasar seperti Baladewa dan Bima
- Monggawa
Lungguh seperti Antareja dan Gatotkaca
- Denawa Raja
seperti Rahwana dan Nakula Niwatakawaca.
Secara
garis besar, jika dilihat dari segi koreografinya tari wayang memiliki tiga
gerakan utama yaitu :
Pokok ialah patokan tarian, gerak tersebut antara lain adeg-adeg, jangkung ilo, mincid, keupat, gedut, kiprahan, tindak tilu, engkek gigir, mamandapan, dan calok sembahan
Pokok ialah patokan tarian, gerak tersebut antara lain adeg-adeg, jangkung ilo, mincid, keupat, gedut, kiprahan, tindak tilu, engkek gigir, mamandapan, dan calok sembahan
Peralihan
ialah gerak sebagai sisipan yang digunakan sebagai peralihan dari gerak satu ke
gerak yang lainnya. Misal cindek, raras, trisi dan gedig. Khusus ialah gerak
secara spesifik yang terdapat pada tari tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar