TARI KURSUS
Berdasarkans etimologinya, arti kata khusus berasal dari Bahasa Belanda Curcus yaitu belajar secara teratur. Tari Kursus merupakan perkembangan dari tari Tayub yang tumbuh dan berkembang pada masa keemasan kaum bangsawan tempo dulu.
Tari kursus berdiri pada 1927 yang dikenal dengan nama perkumpulan Wirahmasari pimpinan R. Sambas Wirakusumah dari Ranca Ekek Bandung. Tari Kursus merupakan salah satu tarian yang diajarkan secara sistematis dan mempunyai patokan atau aturan tertentu dalam cara membawakannya. Disamping itu tari kursus juga mempunyai nilai estetis yang cukup tinggi dan kaya akan pokabuler gerak.
Berdasarkan bentuk penyajiannya tari kursus dibagi kedalam 5 tahapan yakni :
1. Tari Lenyepan : karakternya lembut, halus, selaras dengan Satrias Lungguh.
2. Tari Gawil : karakternya lanyap atau ladak selaras dengan Satria Dangah
3. Tari Kawitan : karakternya lenyep atau lanyap dan Ponggawa.
4. Tari Gunungsari : karakternya ponggawa lungguh
5. Tari Kastawa : karakternya agung
1. pokok yang satu kepada yang lain
2. Gerak Pelengkap : gerak sisipan yang memperindah gerak dan sikap.
Karawitan yang digunakan dalam penyajian tari kursus adalah gamelan pelengkap dengan laras Salendro atau Pelog. Waditranya terdiri dari saron satu dan dua, seperangkat kendang, demung, kenong, rebab, gambang, bonang, rincik, penerus, peking, kecrek, selentem, kempul dan gong besar. Pada umumnya jenis lagu yang dibawakan yaitu lagu ageung, opat wilet naek lagu kering dua dan tiga dengan tempo 4 gurudugan.
Tatanan gerak tari kursus dapat dibagi kedalam lima kelompok yang terdiri dari :
3. Gerak Pokok : rangkaian dari gerak unsur, penghubung dan peralihan
4. Gerak Unsur : sikap-sikap yang terdiri dari kesatuan bentuk-bentuk yang terdapat pada kaki, lengan, kepala, leher, bahu, badan dan mata
5. Gerak Penghubung : menghubungkan bentuk sikap yang satu untuk mencapai bentuk atau sikap lainnya
6. Gerak Peralihan : menyangkut perpindahan adegan terutama pada gerak-gerak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar